÷BERSABAR DALAM PERJUANGAN PINTU MENUJU KEMENANGAN÷
Ø£َÙ…ْ ØَسِبْتُÙ…ْ Ø£َÙ†ْ تَدْØ®ُÙ„ُوا الْجَÙ†َّØ©َ ÙˆَÙ„َÙ…َّا ÙŠَØ£ْتِÙƒُÙ…ْ Ù…َØ«َÙ„ُ الَّذِينَ Ø®َÙ„َÙˆْا Ù…ِÙ†ْ Ù‚َبْÙ„ِÙƒُÙ…ْ ۖ Ù…َسَّتْÙ‡ُÙ…ُ الْبَØ£ْسَاءُ Ùˆَالضَّرَّاءُ ÙˆَزُÙ„ْزِÙ„ُوا ØَتَّÙ‰ٰ ÙŠَÙ‚ُولَ الرَّسُولُ Ùˆَالَّذِينَ آمَÙ†ُوا Ù…َعَÙ‡ُ Ù…َتَÙ‰ٰ Ù†َصْرُ اللَّÙ‡ِ ۗ Ø£َÙ„َا Ø¥ِÙ†َّ Ù†َصْرَ اللَّÙ‡ِ Ù‚َرِيبٌ
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Kapan datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al-Baqarah: 214)
Tentang ayat ini, Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi rahimahullah berkata: "Ayat ini menunjukkan bahwa termasuk sunnatullah atau ketetapan Allah yang tidak dapat dirubah adalah memberikan ujian dan cobaan kepada orang yang menegakkan agama dan syari'at-Nya.
Jika seseorang bersabar terhadap perintah Allah dan tidak peduli terhadap rintangan yang menghadang, maka dia adalah orang yang benar imannya dan akan memperoleh kebahagiaan secara sempurna. Sebaliknya, orang yang menjadikan gangguan manusia sebagai azab Allah, yakni rintangan tersebut malah menjadikannya berpaling dari perintah Allah dan agama-Nya, maka imannya dusta.
Cobaan tersebut yakni kemiskinan yang sangat berat, penyakit, diancam untuk dibunuh, diasingkan, diambil hartanya, dibunuhnya orang-orang yang ia cintai dan sebagainya. Cobaan tersebut bahkan sampai pada tingkatan menyangka lambatnya pertolongan Allah padahal mereka yakin terhadap pertolongan-Nya. Akan tetapi karena keadaan yang sangat kritis itu yang membuat mereka sampai berkata seperti itu.
Ayat ini menunjukkan bahwa kelonggaran datang ketika terjadi kesempitan dan kemudahan setelah kesulitan. Setiap kali penderitaan semakin menjadi, maka ketika ia bersabar ujian berubah menjadi nikmat, kelelahan berubah menjadi istirahat, dan diakhiri dengan kemenangan terhadap musuh sekaligus obat terhadap rasa sakit di hati.
Semoga Allah kokohkan kita dalam perjuangan menegakkan agama dan syari'at-Nya.