WANITA YANG SUKA BERKATA BURUK TERBANYAK DI NERAKA

 WANITA YANG SUKA BERKATA BURUK TERBANYAK DI NERAKA


Rasulullah ﷺ bersabda,

يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، تَصَدَّقْنَ، فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ، فَقُلْنَ: وَبِمَ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وَتَكْفُرْنَ العَشِيرَ


"Wahai para wanita bersedekahlah, karena sungguh aku melihat kalian para wanita kebanyakan penghuni neraka. Mereka bertanya: Kenapa demikian wahai Rasulullah? Beliau bersabda: Karena kalian para wanita banyak melaknat dan kufur terhadap suami." [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu’anhu]

PENJELASAN

Hadits yang mulia ini menerangkan dua sebab wanita terbanyak di neraka:


1. BANYAK MELAKNAT

Melaknat itu mencakup dua makna:

Pertama: Mendoakan keburukan kepada orang lain agar dilaknat Allah ﷻ, yaitu dijauhkan dari rahmat-Nya.

Asy-Syaikh Ali Al-Qoori rahimahullah berkata,

أَصْلُهُ إِبْعَادُ اللَّهِ تَعَالَى الْعَبْدَ مِنْ رَحْمَتِهِ بِسَخَطِهِ، وَمِنَ الْإِنْسَانِ الدُّعَاءُ بِالسَّخِطِ وَالْإِبْعَادِ عَلَى نَفْسِهِ أَوْ غَيْرِهِ


"Asal makna melaknat adalah Allah dengan murka-Nya menjauhkan seorang hamba dari rahmat-Nya. Adapun makna manusia melaknat adalah mendoakan keburukan untuk dirinya sendiri atau orang lain agar dimurkai dan dijauhkan dari rahmat Allah." [Mirqootul Mafaatih, 1/93]

Kedua: Mencaci dan mengucapkan perkataan yang buruk kepada orang lain.

Asy-Syaikh Ali Al-Qoori rahimahullah berkata,

وَقَدْ يُسْتَعْمَلُ فِي الشَّتْمِ وَالْكَلَامِ الْقَبِيحِ يَعْنِي: عَادَتُكُنَّ إِكْثَارُ اللَّعْنِ وَالشَّتْمِ وَالْإِيذَاءِ بِاللِّسَانِ


"Laknat juga bisa bermakna cercaan dan ucapan yang buruk, jadi maksud hadits: Kebiasaan kalian para wanita banyak melaknat, mencaci dan menyakiti orang lain dengan lisan." [Mirqootul Mafaatih, 1/93]


2. KUFUR TERHADAP SUAMI

Kufur terhadap suami juga mencakup dua makna:

Pertama: Melupakan atau mengingkari kebaikan suami.

Asy-Syaikh Ali Al-Qoori rahimahullah berkata,

وَكُفْرَانُهُ جَحْدُ نِعْمَتِهِ وَإِنْكَارُهَا


"Kufur terhadap suami adalah menyangkal kebaikannya dan mengingkarinya." [Mirqootul Mafaatih, 1/93]

Kedua: Tidak berbuat baik kepada suami untuk berterima kasih atau membalas kebaikannya.

Asy-Syaikh Ali Al-Qoori rahimahullah berkata,

أَوْ سَتْرُهَا بِتَرْكِ شُكْرِهَا


"Kufur terhadap suami juga bermakna menutupi kebaikannya dengan tidak berterima kasih (membalas) kebaikannya." [Mirqootul Mafaatih, 1/93]

Apabila disertai dengan ucapan dan perbuatan buruk kepada suami, tentu lebih parah lagi.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم


Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafidzahullah

Premium By Raushan Design With Shroff Templates
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال