Kisah Syekh Abdul Aziz ad-Dabagh: Ulama Sufi yang Dicatat sebagai Penghuni Neraka dan Pelajaran tentang Keikhlasan

Kisah Syekh Abdul Aziz ad-Dabagh: Ulama Sufi yang Dicatat sebagai Penghuni Neraka dan Pelajaran tentang Keikhlasan


Pendahuluan

Dalam khazanah Islam, kisah para ulama sufi seringkali menjadi sumber inspirasi tentang keikhlasan, ketakwaan, dan ketundukan kepada Allah SWT. Salah satu tokoh yang kisahnya penuh hikmah adalah Syekh Abdul Aziz ad-Dabagh, seorang wali Allah yang sempat tercatat sebagai penghuni neraka di Lauhul Mahfudz, namun kemudian diubah menjadi penghuni surga karena keikhlasannya dalam beribadah .  

Artikel ini akan mengupas secara mendalam kisah hidup Syekh Abdul Aziz ad-Dabagh, pelajaran spiritual yang bisa dipetik, serta relevansinya dalam kehidupan modern.  


1. Profil Syekh Abdul Aziz ad-Dabagh: Sufi yang Ummi tapi Berilmu Tinggi

Syekh Abdul Aziz ad-Dabagh adalah seorang ulama sufi yang dikenal sebagai ahli ibadah dan wali min auliyaillah (salah satu wali Allah) . Uniknya, beliau termasuk golongan ulama tuna aksara (ummi) yang tidak bisa membaca dan menulis, bahkan tidak hafal surat-surat pendek dalam Al-Qur’an .  

Meski demikian, keilmuannya sangat diakui. Salah satu muridnya, Syekh Ahmad bin Al-Mubarak, adalah seorang ulama besar yang menguasai berbagai disiplin ilmu berkat bimbingannya . Ini membuktikan bahwa ilmu adalah anugerah Allah yang tidak selalu bergantung pada kemampuan duniawi seperti baca tulis.  


2. Ujian Keikhlasan: Dicatat sebagai Penghuni Neraka

Suatu hari, malaikat melihat nama Syekh Abdul Aziz tercatat sebagai penghuni neraka di Lauhul Mahfudz. Malaikat kemudian mendatanginya dan berkata:  

> "Wahai Abdul Aziz, untuk apa engkau beribadah sedangkan namamu tercatat sebagai penghuni neraka? Mau ibadah seperti apa pun, engkau tetap akan masuk neraka."  


Namun, Syekh Abdul Aziz menjawab dengan keteguhan hati:  

> "Wahai malaikat, surga dan neraka bukan urusanku. Aku diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah. Jika Allah menghendakiku masuk neraka, maka itulah tempatku."


Jawaban ini menunjukkan keikhlasan absolut dalam beribadah—tidak mengharap surga atau takut neraka, melainkan semata-mata untuk ridha Allah.  


Perubahan Takdir: Dari Neraka ke Surga 

Ketika malaikat kembali memeriksa Lauhul Mahfudz, ternyata Allah telah mengubah catatan Syekh Abdul Aziz menjadi penghuni surga. Malaikat pun heran dan bertanya mengapa hal itu terjadi.  


Allah berfirman (dalam maknanya):  

"Karena keikhlasannya, Aku ridha kepadanya dan mengubah takdirnya."  


Ini mengajarkan bahwa ketulusan dalam beribadah dapat mengubah takdir, sebagaimana hadis:  

> "Tidak ada yang bisa menolak qadha kecuali doa, dan tidak ada yang memperpanjang umur kecuali amal kebajikan." (HR. Tirmidzi)  


3. Dosa yang Membuatnya Dicatat sebagai Penghuni Neraka

Syekh Abdul Aziz penasaran, dosa apa yang membuatnya sempat tercatat sebagai penghuni neraka. Malaikat menjelaskan bahwa saat berusia 15 tahun, ia pernah berbohong kepada ibunya.  


Suatu hari, ibunya hendak menyuruhnya pergi ke pasar. Namun, Syekh Abdul Aziz pura-pura tidur agar tidak disuruh. Ibunya yang mengira anaknya masih tidur, akhirnya pergi sendiri.  


Malaikat berkata:  

"Karena engkau berbohong kepada ibumu, Allah murka dan mencatatmu sebagai penghuni neraka."

Pelajaran tentang Berbakti kepada Orang Tua

Setelah peristiwa itu, Syekh Abdul Aziz selalu menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua dalam setiap ceramahnya . Ia juga beristighfar dan memohon ampunan atas kesalahannya.  


Kisah ini mengingatkan kita bahwa:  

- Dosa kecil bisa berakibat besar jika dilakukan terus-menerus.  

- Berbakti kepada orang tua adalah kunci ridha Allah (QS. Al-Isra: 23-24).  


---  


4. Relevansi Kisah Syekh Abdul Aziz di Zaman Modern

A. Keikhlasan vs Materialisme

Di era modern, banyak orang beribadah dengan motif duniawi ingin kaya, terkenal, atau dihormati. Kisah Syekh Abdul Aziz mengajarkan bahwa ibadah harus murni karena Allah, bukan untuk pamrih.  

B. Pentingnya Jujur kepada Orang Tua

Di tengah budaya individualis, banyak anak yang mulai kurang menghormati orang tua. Kisah ini mengingatkan bahwa berbohong kepada orang tua bisa mendatangkan murka Allah.  

C. Takdir Bisa Berubah dengan Amal Ibadah

Kisah ini juga menegaskan bahwa takdir bukanlah hal yang mutlak. Dengan taubat, keikhlasan, dan amal shaleh, Allah bisa mengubah ketetapan-Nya.  


5. Kesimpulan & Penutup

Kisah Syekh Abdul Aziz ad-Dabagh bukan sekadar legenda, melainkan pelajaran abadi tentang keikhlasan, berbakti kepada orang tua, dan kekuasaan Allah dalam mengubah takdir. 

Pelajaran Utama:

1. Ibadah harus ikhlas, bukan karena takut neraka atau ingin surga.  

2. Berbohong kepada orang tua adalah dosa besar yang bisa menghapus pahala.  

3. Allah Maha Kuasa mengubah takdir jika hamba-Nya bersungguh-sungguh dalam taubat dan amal shaleh.  


Semoga kisah ini menginspirasi kita untuk lebih khusyuk dalam beribadah, lebih berbakti kepada orang tua, dan selalu memohon ampunan Allah.  


Wallahu a’lam bish-shawab.


Referensi:

- [1] Liputan6 – Kisah Wali Allah yang Tercatat sebagai Penghuni Neraka  

- [2] Jatim Times – Kisah Keikhlasan Syekh Abdul Aziz  

- [4] Portal Majalengka – Kisah Wali Allah yang Namanya Tertulis sebagai Penghuni Neraka  

- [6] Bincang Syariah – Dua Sufi Tuna Aksara yang Masyhur Keilmuannya  


(Artikel ini bisa dikembangkan dengan menambahkan kisah-kisah sufi lain, analisis tasawuf, atau pandangan ulama tentang keikhlasan.)

Premium By Raushan Design With Shroff Templates
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال