Mari Saling Bersinergi Dalam Amal Sholeh


 Mari Saling Bersinergi Dalam Amal Shaleh


Awal mula datang ke kota dan belajar di ma'had, mulai banyak mengenal nama-nama ormas Islam, mengenal kelompok pengajian dan dakwah. 

Ada salah satu kelompok pengajian yang sering dibahas di kalangan santri kala itu.

Saat di kelas, ada santri bertanya ke salah satu ustadz, kurang lebihnya "afwan ustadz, bagaimana pandangan antum tentang kelompok pengajian itu?"

Apa jawaban ustadz itu? "Mereka adalah kelompok yang berdakwah di tempat-tempat yang bisa saja belum atau tidak bisa kita jangkau".  

Bagi saya, jawaban itu sangat baik. Jawaban yang mengajarkan agar kita menghargai orang-orang yang sama-sama berjuang seperti kita, walaupun mereka tidak bergabung dengan kita atau semajelis dengan kita (selama masih sama-sama mengusung manhaj ahlus  sunnah wal jama'ah) 

Saya yakin, sebesar apapun kelompok, sebanyak apapun anggotanya, tidak bisa mengerjakan semua hal yang berkaitan dengan umat ini dengan tuntas dan menyeluruh, serta menjangkau semua orang, semua tempat. Karena saking banyaknya ummat ini dan saking banyaknya problematika ummat ini, dari yang terkecil hingga besar. 

Yang belum atau tidak bisa kita jangkau, di sana ada orang atau kelompok lain yang menjangkaunya.

Oleh karena itu, kita hargai mereka, kita dukung dalam beramal shaleh. Sekalipun mereka tidak se-ormas, se- yayasan, se-halaqoh, atau se- pengajian dengan kita. 

Jangan gara-gara tidak sekelompok dengan kita, lalu kita menutup mata atas usaha baik mereka, jangan membuat kaidah:

"Setiap amal yang bukan dari kelompokku, maka tertolak"

"Sosok siapapun, yang bukan dari golonganku maka tertolak"

Bisa jadi;

-Kita baru bisa dakwah di masjid, mereka bisa dakwah di jalan-jalan, khalayak ramai atau tempat umum, kantor, pabrik, dan sejenisnya. 

-Kita baru bisa mendakwahi orang tua di majelis ilmu, mereka bisa dakwah di kalangan SD, SMP, SMA dan anak kampus. 

-Kita baru bisa dakwah dan ceramah  di hadapan ibu ibu bercadar dan berkerudung lebar, mereka bisa berdakwah di hadapan ibu-ibu dan kaum wanita yang berkerudung pendek dan yang belum berkerudung.

-Kita baru bisa dakwah di hadapan ikhwan berjenggot dan celana cingkrang, mereka bisa dakwah di hadapan ikhwan yang isbal dan mencukur jenggot.

-Kita baru bisa dakwah di kota-kota besar, mereka berdakwah di pelosok dan daerah terpencil.

-Kita baru bisa dakwah di hadapan orang yang Islam sejak kecil, mereka bisa dakwah di hadapan non Islam dan muallaf.

-Kita baru bisa dakwah dan ceramah di hadapan orang sudah taat , dia bisa dakwah berhadapan dengan pemabuk, tukang judi, pezina, pecandu narkoba dan para dukun dan sejenisnya.

Jadi, siapapun dia, apapun organisasi, yayasan, radio, lembaganya yang bermanhaj Ahlus Sunnah (dengan segala perbedaan dan sudut pandang dalam perkara khilafiyah dan ijtihadiyah), hendaknya kita hormati, hargai, dukung dan doakan. 

Karena orang beramal shaleh, tidak harus bergabung dan berkelompok dengan kita atau mendapatkan tazkiyah  atau rekomendasi. Tidak harus sesempurna dan berpenampilan seperti kita (walaupun dia dituntut secara pelan-pelan untuk kaffah dalam segalanya, baik akidah, ibadah, akhlak maupun muamalah), makanya kita dekati bukan kita boikot, kita nasehati dengan baik bukan kita tahdzir, kita doakan bukan kita remehkan. 


Wallahu A'lam

Premium By Raushan Design With Shroff Templates
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال