RENDAHKANLAH SUARAMU DALAM BERDOA

 RENDAHKANLAH SUARAMU DALAM BERDOA


Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah wa ba'du.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


أيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلى أنْفُسكُمْ إنَّكُمْ لَيسَ تَدْ عُونَ أصَمَّ وَلاَ غَائِبًا إنّكُم تَدْ عُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا

"Wahai manusia, tenangkanlah diri kalian. Sesungguhnya kalian tidak menyeru Dzat yang bisu atau yang tidak ada. Sesungguhnya Dzat yang kalian seru Maha Mendengar lagi Maha Dekat."* [HR. Bukhari & Muslim]

Perintah berdoa dengan suara yang lembut juga termaktub dalam firman Allah Subahnahu wa Ta’ala berikut:

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

"Berdoalah kepada Rabbmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." [QS. Al-A’raf: 55]

وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ

"Dan sebutlah (nama) Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." [QS. Al-A’raf: 205]

Melalui ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan para hambaNya untuk berdoa kepadaNya dan beribadah dengannya. Karena doa termasuk ibadah, maka wajib disertai dengan keikhlasan.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah seorang Tabi’in, ia berkata: "Dahulu, kaum Muslimin sangat tekun dalam berdoa. Tidak terdengar suara dari mereka, kecuali hanya suara lirih antara mereka dengan Rabb mereka."

Merendahkan suara dan tidak mengeraskannya termasuk etika dalam berdoa. Etika ini mencerminkan nilai-nilai positif, di antaranya:

1. Cara ini menunjukkan keimanan yang lebih besar, karena ia meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mendengar suara yang lirih.

2. Cara ini lebih beradab dan sopan. Jika Allah Subhanahu wa Ta’ala mendengar suara yang pelan, maka tidak sepantasnya berada di hadapanNya kecuali dengan suara yang rendah.

3. Sebagai pertanda sikap khusyuk dan ketundukan hati yang merupakan ruh doa.

4. Lebih mendatangkan keikhlasan. Karena doa dengan suara keras membuat orang lain merasa terganggu dan terpancing perhatiannya kepada suara-suara yang keras lagi riuh-rendah.

5. Cara ini membantu untuk konsisten dan senantiasa berdoa. Karena bibir tidak merasa bosan dan anggota tubuh tidak mengalami kelelahan. Sebagaimana orang yang membaca dan mengulang-ulangnya dengan suara keras, maka akan lebih cepat merasa penat.

6. Cara berdoa dengan suara lirih juga menunjukkan, bahwa seorang hamba meyakini kedekatannya dengan Allah Subahnahu wa Ta’ala. [Fiqhu-Ad’iyah, 1/80-81]

والله أعلم، وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

💻 Referensi: Buku “Bimbingan Islam Untuk Pribadi & Masyarakat.” Penulis: Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu dan Referensi lainnya.


••••••✿❃❃⭑⭑❃❃✿••••••


📡 Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah dan mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya tanpa izin dari admin.




Premium By Raushan Design With Shroff Templates
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال